Laman

Tuesday, December 30, 2014

PREMIUM TIDAK LAGI DI SUBSIDI

BBM jenis premium tidak lagi disubsidi. Apa saja yang disubsidi?.
Rabu, 31 Desember 2014
Oleh : Irman Arsyad
Antrean di SPBU Jakarta Pusat (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

Paleceang.blogspot.com - Pemerintah mengubah skema subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diberikan ke masyarakat. premium sudah tidak disubsidi pemerintah, subsidi hanya diberikan kepada solar dan minyak tanah paling besar Rp1.000 per liter.

Di kantor kementerian koordinator bidang perekonomian, Rabu 31 Desember 2014, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengungkapkan bahwa ada tiga jenis BBM yang ditetapkan. BBM dengan jenis tertentu yang disubsidi, BBM khusus penugasan dan BBM umum.

Dirinya menjelaskan, solar masuk BBM yang disubsidi, kemudian BBM khusus penugasan, yaitu premium yang didistribusikan ke wilayah-wilayah tertentu khususnya di luar Jawa. Sementara itu, premium yang dijual selain di daerah penugasan harga sesuai dengan harga pasar.

"Pemerintah tidak beri subsidi tapi biaya penugasan," ujarnya.

Dengan skema baru tersebut, ditetapkan, harga BBM yang akan mulai berlaku pada bulan Januari 2015, yaitu minyak tanah dipatok tetap Rp2.500 per liter dan solar dari Rp7.500 menjadi Rp7.250.

"Premium RON 88, itu Rp 7.600 untuk BBM penugasan dan BBM umum," ungkapnya.

Dirinya mengatakan, untuk sementara BBM penugasan dan BBM umum ditentukan harganya oleh pemerintah pusat. Nantinya setiap bulan akan berubah salah satunya sesuai dengan pajak BBM yang ditetapkan di setiap daerah.

Perhitungan harga BBM setiap bulannya berdasarkan kurs rupiah dengan harga minyak selama satu bulan sebelumnya. "Setiap bulan nantinya akan ada harga baru," tegasnya.

ANALIS MASALAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Tugas   : Individu
M P     : Sosiologi Industri

ANALISIS MASALAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH:
IRMAN ARSYAD (10538233012)
NO. URUT : 27



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2014

















ANALISIS PERMASALAHAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negara-negara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar negara atau yang lebih dikenal dengan istilah perdagangan internasional. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan olehpenduduk disuatu negara (antarperorangan, anatar individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan negara lain) dengan penduduk di negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Perdagangan internasional terjadi karena kebutuhan dan kemampuan setiap negara dalam menghasilkan barang dan jasa berbeda-beda. Perdagangan internasional juga muncul karena sebuah negara ingin melakukan ekspansi terhadap produk atau jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Dengan adanya perdagangan internasional turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai sebab akibat terjadinya perdagangan internasional. Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dan David Richardo.
Adam Smith dengan Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) di manasebuah keunggulan mutlak atau absolut adalah jika suatu negara mutlak dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baikTeori ini dilatarbelakangi oleh perbedaan sumber daya alam, perbedaan kualitas tenaga kerja, perbedaan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), perbedaan jumlah penduduk, perbedaan iklim, perbedaan pendapatan dan perbedaan modal yang dimiliki oleh berbagai negara di dunia.
Model Adam Smith  ini memfokuskan pada keuntungan mutlak  yang menyatakan bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan negara lain. Menurut teori ini jika harga barang dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di berbagai negara maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan internasional. Adam Smith menganjurkan perdagangan bebas sebagai kebijakan yang mampu mendorong kemakmuran suatu negara.
Ada juga teori yang di kemukakan oleh David Richardo, yaitu Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage). Teori ini mengatakan bahwa setiap negara,akan memperoleh hasil dari perdagangannya dengan mengekspor barang-barang atau jasa yang merupakan keunggulan komparatif terbesarnya dan mengimpor barang-barang atau jasa yang bukan merupakan keunggulan komparatifnya.
BEBERAPA SEBAB MELAKUKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1.      Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri
Perbedaan iklim dan cuaca menyebabkan negara negara di dunia memiliki sumber daya yang berbeda beda. Dengan perdagangan intersasional, Masyarakat dalam suatu negara dapat mengkonsumsi barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Misalnya saja: Indonesia belum dapat memproduksi mobil balap. Melalui perdagangan internasional, masyarakat bisa memperoleh mobil balap dari negara yang memproduksinya, dengan cara mengimpornya dari negara pem-produksi.

2.      Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negri.Sebagai contoh : Amerika Serikat dan Jepang mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Akan tetapi, Jepang dapat memproduksi dengan lebih efesien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang. Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keuntungan sebagai berikuFaktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan lebih efesien. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksi dalam negeri.
3.      Memperluas Pasar dan Menambah Keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.


4.      Transfer Teknologi Modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
5.      Kebutuhan Devisa

Perdagangan internasional juga dipengaruhi oleh faktor kebutuhan akan devisa suatu negara. Dalam memenuhi segala kebutuhannya setiap negara harus memiliki cadangan devisa yang digunakan dalam melakukan pembangunan, salah satu sumber devisa adalah pemasukan dari perdagangan internasional.

Monday, December 22, 2014

MAKALAH BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
      Dalam kegiatan sehari – hari baik secara disadari atau tidak kita pasti mengalami sebuah kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari lingkungan sekitar. Belajar mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi semakin baik. Anak – anak kecil pun belajar bagaimana cara mereka berjalan dan berkomunikasi dengan baik. Sebagai calon pendidik kita juga dituntut untuk mengetahui tentang arti penting belajar. Karena belajar merupakan masalah yang pasti dihadapi setiap orang. Oleh karena itu di sini kita akan mengupas lebih dalam tentang arti dari kata belajar itu sendiri. Yang diharapkan nantinya akan berguna bagi kita para calon pendidik untuk lebih memahami kegiatan beajar mengajar ini dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari bagi peserta didik kita.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa definisi belajar ?
2.    Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar ?
3.    Bagaimana proses belajar itu berlangsung ?
4.    Apa saja teori – teori tentang belajar ?
5.    Bagaimana cara belajar yang baik dan hasil belajar yang lebih efisien ?
C.  Tujuan Penulisan
1.    Mengerti berbagai definisi tentang belajar .
2.    Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar .
3.    Mengerti cara – cara keberlangsungan proses belajar terjadi .
4.    Mengetahui konsepsi dan macam – macam teori tentang belajar .
5.    Mengerti cara belajar yang baik dan efisien sehingga hasil belajar menjdi maksimal .
D.    Manfaat Penulisan
1.    Sebagai tambahan khasanah keilmuwan yang kita punya khususnya dalam bidang ilmu psikologi.
2.    Sebagai bahan acuan untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia .

















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi Belajar .
Banyak ahli yang telah mendefinisikan apa itu belajar . Di antaranya adalah definisi yang diungkapkan oleh :[1] 
1.      Hilgard dan Bower , bukunya Theories of Learning ( 1975 ) mengemukakan . “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi itu , di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan , kematangan , atau keadaan – keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan , pengaruh obat dan sebagainya ) .”
2.      Gagne , dalam bukunya The Conditions of Learning ( 1977 ) menyatakan bahwa : “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performance – nya ) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi .”
3.      Morgan , dalam bukunya Introduction to Psykology ( 1978 ) mengemukakan : “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif rmenetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman .”
4.      Witherington , dalam buku Educational Psykology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan , sikap , kebiasaan , kepandaian atau suatu pengertian .”

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa :[2] 
1.      Belajar itu membawa perubahan baik aktual maupun potensial .
2.      Perubahan itu didapatkan dari kecakapan baru .
3.      Perubahan itu terjadi karena usaha ( dengan sengaja ) .
B.       Faktor – faktor  yang mempengaruhi proses belajar .
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari proses belajar .[3] 
1.      Faktor dari luar
a.       Lingkungan
1.      Alam : keadaan udara , suhu udara , cuaca
2.      Sosial : Suasana gaduh , nyanyian
b.      Instrumental
1.      Kurikulum / bahan pelajaran
2.      Guru / pengajar
3.      Sarana dan Fasilitas
4.      Administrasi / Manajemen
2.      Faktor dari dalam
a.       Fisiologi
1.      Kondisi Fisik : nutrisi yang cukup dimiliki seseorang , kebugaran jasmani
2.      Kondisi Panca indera : dilakukan penjagaan dengan cara pemeriksaan dokter secara periodik , penyediaan alat yang memenuhi persyaratan
b.      Psikologi
1.      Bakat
2.      Minat
3.      Kecerdasan
4.      Motivasi
5.      Kemampuan kognitif

C.       Cara – cara proses belajar berlangsung .
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran tentu mempunyai urutan langkah – langkah demi memperlancar dan mempermudah proses belajar sesuai dengan perkembangan anak . Langkah – langkah tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Belajar dan kematangan
Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan organ – organ yang mana telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing – masing dan ini terjadi dari rangsangan dalam diri manusia secara sendirinya . Sedangkan belajar membutuhkan kegiatan yang kita sadari yang ini terjadi karena rangsangan dari luar .[4]  Sehingga
2.      Belajar dan penyesuaian diri
Dalam hal ini terdapat dua macam penyesuaian diri yaitu :
a.       Penyesuaian diri autoplastis , seseorang mengubah dirinya disesuaikan dengan keadaan lingkungan / dunia luar .
b.      Penyesuaian diri alloplastis , mengubah lingkungan atau dunia luar disesuaikan dengan kebutuhan dirinya .[5] 
Dari dua jenis penyesuaian ini sangat berhubungan erat dengan belajar karena belajar memerlukan proses penyesuaian dan dalam penyesuaian juga dibutuhkan sebuah latihan – latihan yang eratkaitannya dengan proses belajar . Jadi , sama artinya dengan adanya simbiosis mutualisme antar keduanya .
3.      Belajar dan pengalaman
Mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar tapi tiap – tiap kegiatan  dari belajar berarti juga mengalami . Contoh kegiatan yang bukan belajar adalah mengalami sesuatu yang menyedihkan dapat menimbulkan apatis dan kesedihan .[6]  Jadi , ketika kita belajar sesuatu itu merupakan pengalaman yang sedang kita dapat dapatkan . Namun ketika kita mengalami sesuatu belum tentu itu merupakan sebuah proses belajar . Di sini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar tentu akan ada sebuah pengalaman . Yang pengalaman – pengalaman itu apabila dimanfaatkan dengan baik akan memberikan efek positif pada proses belajar .
4.      Belajar dan bermain
Bermain dan belajar memiliki kesamaan yaitu sama – sama merubah tingkah laku dari seseorang . Antara keduanya terdapat pula perbedaan , menurut sifatnya yaitu jika bermain hanya untuk kepuasan sesaat sedangkan belajar mempunyai tujuan untuk masa depan .[7] 
5.      Belajar dan pengertian
Dalam proses belajar saat ini kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mengerti tentang sesuatu pasti kita akan berhasil dalam proses belajar padahal belum tentu seperti itu .
Contohnya saja yang terjadi pada kucing ketika dia latihan menangkap mangsa , awalnya dia tidak tau hal apa yang dia lakukan dan untuk tujuan apa . Dia hanya selalu melakukan hal itu secara terus menerus . Dan dia akan mengerti ketika dia semakin tumbuh besar .[8] 
6.      Belajar dan menghafal
Menghafal dan mengingat ternyata bukan merupakan suatu proses menghafal hal ini dikarenakan dalam menghafal dan mengingat saja tanpa kita mengerti apa maksud dan tujuan dari menghafal tersebut maka kita akan mudah lupa dan tidak tau manfaat apa yang akan kita dapat nantinya setelah kita hafal akan sesuatu tersebut . Karena dari suatu proses belajar pula akan menimbulkan perubahan tingkah laku sehingga apabila kegiatan menghafal dan mengingat itu tidak memberikan efek perubahan maka tidak disebut sebagai kegiatan belajar .
7.      Belajar dan latihan
Persamaan dari dua hal ini adalah sama – sama dapat merubah tingkah laku seseorang namun dalam hal belajar belum tentu semuanya perlu latihan , misalnya anak yang menyentuh api akan merasa panas dan sejak itu dia tau bahwa api itu panas hal ini tidak perlu latihan untuk keberhasilan proses belajar hanya perlu pengertian saja .[9] 
Sedangkan menurut para pakar ada beberapa tahapan dalam proses belajar .
1.      Menurut Jerome S . Bruner[10] 
Ada 3 tahapan
1.      Tahap informasi ( tahap penerimaan materi )
2.      Tahap transformasi ( tahap pengubahan materi )
3.      Tahap evaluasi ( tahap penilaian materi )
2.      Menurut Arno F . Wittig[11] 
Dalam bukunya psychology of learning , menyebutkan ada 3 tahapan dalam proses belajar yaitu :
1.      Acquisition ( tahap perolehan / penerimaan informasi )
2.      Storage ( tahap penyimpanan informasi )
3.      Retrieval ( tahap mendapatkan kembali informasi )
3.      Menurut Albert Bandura[12] 
Menurutnya ada 4 tahapan dalam belajar
1.      Tahap perhatian ( attentional phase )
2.      Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention phase )
3.      Tahap reproduksi ( reproduction phase )
4.      Tahap motivasi ( motivation phase )
D.      Teori – teori tentang belajar .
1.      Connectionism ( Koneksinisme )
Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan eksperimen yang dilakukan tahun 1980 – an . Melalui Eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon . Di sini ditemukan pula adanya 3 hukum yang berlaku dalam proses belajar yaitu law of effect , law of readiness dan law of exercise .[13] 
2.      Classical Conditioning ( Pembiasaan klasik )
Teori ini berkembang berdasarkan hasil ekspesimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov ( 1849 – 1936 ) seorang ilmuwan besar Rusia yang mendapatkan Nobel tahun 1909 . Pada dasarnya teori ini merupakan sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflek . Hasil dari percobaan ini dapat diambil 2 kesimpulan hukum yaitu law of respondent conditioning dan law of respondent extinction .[14] 
3.      Operant Conditioning ( Pembiasaan Perilaku Respon )
Teori ini diciptakan oleh Burrhus Frederic Skinner ( lahir tahun 1904 ) seorang penganut behaviorisme yang dianggap kontroversi . Respon dalam Operant Conditioning ini terjadi tanpa didahului stimulus melainkan ditimbulkan oleh efek reinforcer , merupakan stimulus namun kehadirannya tidak disengaja .Di sini menghasilkan 2 hukum yaitu law of operant conditioning dan law of operant extinction .[15] 
4.      Contigous Conditioning ( Pembiasaan Asosiasi Dekat )
Teori ini mengasumsikan terjadinya peristiwa belajar berdasarkan kedekatan hubungan antara stimulus dan respons yang relevan . Hanya terdapat satu prinsip di dalamnya yaitu kontiguitas yang berarti kedekatan antara stimulus dan respons . Dalam teori ini menjelaskan bahwa peristiwa belajar hanya terjadi sekali bahkan bisa tidak sama sekali dalam seumur hidup . Jadi dalam teori ini semua bersifat mekanis dan otomatis .[16] 
5.      Cognitive Theory ( Teori Kognitif )
Teori ini adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang memberi kontribusi sangat berarti dalam perkembangan psikologi belajar . Di sini belajar pada asasnya adalah peristiwa mental bukan bersifat jasmaniah meskipun behavioral tampak lebih nyata dalam hamir setiap peristiwa belajar siswa . Menurut teori ini perilaku belajar bukan sekedar peristiwa ikatan antara stimulus dan respons melainkan lebih banyak melibatkan proses kognitif .[17] 
6.      Social Learning Theory ( Teori Belajar Sosial )
Tokoh utama teori ini adalah Albert Bandura , menurutnya tingkah laku manusia bukan sekedar reflek otomatis antara stimulus melainkan akibat reaksi yang timbul dari hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri . Dalam teori ini menekankan pada belajar sosial dan moral . Pendekatannya pada pembiasaan merespon atau conditioning dan peniruan atau imitation . Conditioning mengenal adanya dua hal yaitu reward dan punishment , serta dalam imitation diharapkan guu dan orang tua memainkan peran menjadi contoh perilaku sosial dan moral .[18] 
E.       Cara belajar yang baik dan efisien .
Menurut Rudolf Partner ada sepuluh metode dalam belajar yaitu :[19] 
1.      Metode keseluruhan kepada bagian
Mempelajari keseluruhan baru mendetail pada bagian – bagiannya . Contohnya dalam memepelajari sebuah buku harus tau dulu urutan bab dan subbabnya baru mengarah pada bab tertentu yang sesuai dengan apa yang akan kita pelajari .
2.      Metode keseluruhan lawan bagian
Metode ini digunakan untuk bahan yang bersifat nonverbal seperti mengetik dan menulis serta digunakan untuk pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas seperti menghafal syair .
3.      Metode campuran
Digunakan untuk bahan yang skopnya terlalu luas seperti tata buku , akunting .
4.      Metode resitasi
Merupakan metode pengulangan , metode ini dapat dilakukan bagi bahan verbal maupun nonverbal dengan cara pengerjakan soal – soal .
5.      Jangka waktu belajar
Dari eksperimen ternyata periode belajar yang produktif seperti mengetik dan mengerjakan soal hitungan adalah jangka waktu 20 – 30 menit . Sementara waktu lebih dari 30 menit digunakan untuk belajar sesuatu yang memerlukan perhatian . Namun jangka ini bisa menjadi lebih panjang ketika seseorang minat untuk mempejari sesuatu .
6.      Pembagian waktu belajar
Dari berbagai percobaan , belajar secara terus menerus dalam jangka waktu lama tanpa istirahat akan tidak efisien dan efektif . Dalam hal ini hukum Josh diakui kebenarannya yaitu belajar selama 30 menit 2x sehari selama 6 hari lebih baik daripada belajar 6 jam tanpa berhenti .
7.      Membatasi kelupaan
Kelupaan bisa diatasi dengan selalu mengulang pelajaran yang telah kita pelajari .
8.      Menghafal
Metode ini praktis untuk dapat mengusai bahan – bahan yang luas dalam waktu yang singkat seperti untuk menghadapi ujian namun metode ini sebenarnya kurang baik karena akan mudah terlupakan setelah ujian selesai .


9.      Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan
Hasil eksperimen yang pernah dilakukan tidak mempunyai cukup bukti untuk menolak atau membenarkan hal ini namun untuk bahan pelajaran yang kurang mempunyai arti metode inii dapat digunakan .
10.  Retroaktif inhibition
Retroaktif inhibition merupakan pengetahuan yang ada dalam diri kita seolah – olah merupakan unit yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga sering pula satu mendesak yang lain . Sehingga dalam hal ini untuk menghindarinya disarankan untuk tidak mempelajari berbagai mata pelajaran dalamsatu waktu sehingga diperlukan jadwal yang  pasti .
Menurut Crow and Crow untuk mendapat hasil belajar yang efisien dibutuhkan hal – hal sebagai berikut :[20] 
1.      Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti
2.      Usahakan adanya tempat belajar yang memadai
3.      Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental
4.      Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar
5.      Selingilah belajar dengan waktu – waktu istirahat yang teratur
6.      Carilah kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf
7.      Gunakan metode pengulangan dalam hati
8.      Lakukan metode keseluruhan bila mungkin yaitu membaca buku yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari
9.      Usahakan membaca cepat dan cermat
10.  Buat catatan dan rangkuman yang tersusun rapi
11.  Adakan penilaian kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut
12.  Susun dan buat pertanyaan yang tepat llu coba cari jawabannya
13.  Pusatkan perhatian dengan sungguh – sungguh waktu belajar
14.  Pelajari dengan teliti tabel – tabel , grafik – grafik dan bahan ilustrasi lainnya
15.  Biasakan buat rangkuman dan kesimpulan
16.  Buat kepastian untuk melengkapi tugas – tugas belajar itu
17.  Pelajari baik – baik pernyataan yang dibuat oleh pengarang suatu buku sumber
18.  Teliti pendapat beberapa pengarang jika diperlukan
19.  Belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik – baiknya
20.   Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan dan cobalah untuk memperbaiki kelemahan - kelemahannya



















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Belajar merupakan sebuah proses yang mampu merubah tingkah laku seseorang yang memerlukan sebuah proses secara terus menerus . Dalam hal ini banyak sekali faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar sehingga diperlukan banyak latihan dan konsentrasi . Kita juga perlu mengetahui berbagai teori – teori tentang belajar sehingga menambah wawasan kita bagaimana cara belajar yang mampu membantu kita mendapatkan hasil yang maksimal. Yang sangat diharapkan setelah kita belajar tidaklah hanya menguasai teorinya saja, tetapi bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membuat kehidupan kita lebih baik.
















DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata Sumadi . Psikology Pendidikan . Jakarta : Raja Grafindo Persada . 2004
Purwanto Ngalim . Psikology Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya . 2007
Syah Muhibbin . Psikologi Pelajar . Jakarta : Raja Grafindo Persada . 2003